TUBAN (indoshinju.com) – Mbah Darmi, Warga Dukuh Dawung Desa Grabagan, Kecamatan Grabagan Kabupaten Tuban adalah salah satu saksi hidup sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari jaman penjajahan Belanda dan Jepang.
Di usianya yang telah memasuki senja, sekitar 85 (delapan puluh lima) tahun ini Mbah Darmi mengaku masih sehat dan setiap hari ke ladang untuk menanam apa saja sesuai musim.
Disela waktunya Mbah Darmi sepulang dari ladang, sore itu sekira pukul 16:00 WIB, saat bersama indoshinju.com (29/04), dihalaman rumahnya yang ditumbuhi bunga-bunga nan indah, Mbah Darmi bercerita tentang dirinya yang nampak masih sangat sehat.
Denagan logat jawanya yang kental Mbah Darmi berkata,
“Meski sudah tua begini, gigi saya masih utuh lo nak, masih tedas makan marning, badan saya juga masih sehat kok nak, ini juga baru pulang dari ladang nanam tembakau buat mberit (kinang), biar Gigi awet gak sakit dimakan ulat”, ucap Mbah Darmi sembari memetik bunga didepannya.
Selebihnya diapun mengisahkan hidupnya, bahwa pada jaman penjajahan Belanda dahulu, rumahnya pernah coba dibakar oleh tentara Belanda, padahal pada waktu itu rumahnya hanya beratap eblek (anyaman daun kelapa), dan berdinding daun jati yang dirangkai dengan gapit belahan bambu.
“Semua karena karena kehendak Gusti Allah.” imbuhnya.
Mbah Darmi pun mengisahkan tentang Ibrahim almarhum suaminya yang pernah dibawa Tentara Belanda namun tidak jadi dibunuh, pada saat itu Ibrahim belum menikah denganya, terkait rumahnya dia menambahkan penjelasanaya bahwa salah satu bahan kayu pada rumahnya adalah kayu wungu, saat ini sudah langka untuk ditemukan.
” Anak saya cuma 1(satu) nak, laki-laki, cucu saya 6 (enam) perempuan semua, buyutku 8 (delapan) perempuan semua.” Ucapnya
Di usianya yang sudah diatas 85 (delapan puluh lima) tahun ini, Mbah Darmi memang masih nampak sehat dan Sangat bugar, menurutnya giginya masih utuh dan mampu mengunyah marning (jagung kering yang digoreng), adalah karena dia gemar mengunyah berit (kinang), dan selain itu dari kecil dia tidak pernah makan ikan, kecuali pindang kecil dan gereh pirik (ikan laut).
“Makanya saya menanam tembakau diladang ya buat Mberit.” Kelakar Mbah Darmi sambil tertawa lepas. (isc)