Bojonegoro (indoshinju.com) 7/2/2016 Curah hujan yang semakin tinggi berimbas pada aliran sungai Bengawan Solo yang semakin meluap.
Hal ini tentu saja sangat menghawatirkan bagi sebagian masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo, maupun anak sungainya yang sudah tentu ikut meluap.
Pasalnya Banjir pasti menjadi langganan bagi wilayah kota kabupaten di jawatimur ini.
Selain itu hal yang sangat riskan dan menghawatirkan adalah pilihan masyarakat sekitar Bojonegoro yang memilih atau menggunakan jasa penyeberangan dengan perahu kayu untuk melakukan aktifitasnya keluar dan masuk kota Bojonegoro atau tempat lain diseberang sungai.
Di wilayah Kecamatan Malo Bojonegoro aktifitas penyeberangan ini sungguh sangat mengawatirkan.
Ketika debit air yang semakin tinggi membuat penambang perahu yang berada di tambangan Desa Dukoh Lor Kecamatan Malo merasa ketar-ketir.
Bagimana tidak ? Masyarakat yang menyebrang dari Desa Dukoh Lor Kecamatan Malo menuju wilayah Purwosari, nampak tidak menggunakan alat keselamatan sama sekali.
Seperti yang terlihat pada gambar diatas nampak perahu yang penuh dengan penumpang, orang dan kendaraan bermotor.
Akan tetapi mereka seakan tidak memperdulikan keselamtanya sendiri, yang penting sampai ke tujuan.
Seperti dikeluhkan Supar (50), warga Desa Tembeling Kecamatan Kasiman, kepada indoshinju.com (06/02)dia mengatakan;
“Tidak tanggapnya pemerintah terkait keselamatan penyeberangan, seharusnya dibantu semacam alat pelampung atau semacam jacket keselamatan yang bisa mengapung di air”, Kata supar.
Lain supar lain sukiman (53) warga Dukoh Lor, ia mengatakan:
“katanya sebentar lagi dibantu dinas terkait, tapi kapan bantuanya berupa pelampung itu diberikan, sudah terlalu lama kami menanti bantuan dari pemerintah, sebelum ada korban jiwa yang tenggelam kami harapkan bantuan itu segera datang”. (dan kw)
