Nafas Kebersamaan SSB Puma Yang Masih Tersisa

BOJONEGORO (indoshinju.com) – Lapangan Sepakbola Desa Pacul, Kecamatan Bojonegoro nampak ramai oleh sekelompok anak-anak muda yang beradu ketangkasan bermain sepakbola.

Nampak cerah sore itu, Kamis 03 November 2016, warna kostum biru dan putih yang saling berhadapan.

Tidak asing lagi, warna biru tersebut adalah kostum SSB PUMA, sebagai bagian dari Academy PUMA yang beberapa tahun silam pernah tenar di Tuban.

Academy PUMA (Putra Mandiri) yang bermarkas di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, beberapa tahun silam pernah merajai dunia persepakbolaan anak-anak di wilayah Tuban, Bojonegoro, bahkan di Jawa Timur juga Kancah Sepakbola Nasional.

Para pecinta dunia Sepakbola anak-anak tidak akan pernah melupakan bagaimana team PUMA ini sedemikian kuat dan ditakuti.

Namun apa daya, tidak ada kejayaan yang abadi, Academy PUMA yang juga memiliki SSB (Sekolah Sepak Bola) tersebut kini tingal kenangan.

Sore tadi dilapangan Desa Pacul merupakan sisa-sisa nafas dan semangat anak-anak SSB PUMA yang mencoba mengingat kebahagiaan saat bersama dahulu di lingkungan Academy PUMA Tuban.

Seperti yang di ungkapka Fajar (17), yang memotori kembalinya anak-anak SSB PUMA Tuban untuk berkumpul dan melakukan pertandingan persahabatan menurutnya adalah, pelampiasan dari rasa rindu terhadap teman-teman satu teamnya saat bersama-sama belajar tehnik Sepakbola di SSB PUMA Tuban beberapa tahun silam.

“Meski pertandingan ini tanpa wasit maupun klebet dan juga tanpa arahan seorang pelatih, namun kami melakukan pertandingan persahabatan ini dengan bahagia, dan sisa-sisa tehnik yang kami pelajari tetap dapat kami aplikasikan dengan cantik dilapangan”. Ucap Fajar

“Aroma PUMA masih terasa pak, kami masih merasakanya”. Ungkap Eko dan Bima eks pemain Academy PUMA kepada indoshinju.com (03/11).

Salah satu orang tua siswa eks SSB PUMA, yang melihat sebuah unggahan status facebook terkait pertandingan persahabatan tersebut menuliskan komentarnya

“Dan apabila ini keslahan maafkan Bapakmu nak yang tak selalu mendampingimu,
‘bos salam buat pemain nomer punggung enam’, maafkan Bapak ngertine muk kerja, kerja dan kerja”. Tulis pemilik akun Ama Takoor yang nampak rindu suasana lama yang telah lewat dan tinggal kenangan.

Aroma kerinduan suasana di lapangan beberapa tahun silam, kembali terpercik dalam pertandingan persahabatan, bernafas reuni tersebut.

Mereka yang rindu dengan PUMA, dan mereka masih ada. (adi g)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *