BANGKALAN (indoshinju.com) – Sebagai perwujudan Cinta Tanah Air dan menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur di medan tempur, banyak acara di selenggarakan.
Salah satunya di Kabupaten Bangkalan tepatnya, Di
Pondok Pesantren Ahbabus Sholihin di Desa Trogan, Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan, Sabtu (28/08) menggelar Peringatan kemerdekaan Republik Indonesia dengan berbagai lomba di halaman pondok pesantren.
Peringatan ini diwarnai berbagai kegiatan lomba, diantaranya panjat pinang yang pesertanya,terdiri dari kalangan santri dan masyarakat sekitar, uniknya santri memakai pakaian sehari-hari yaitu baju koko, sarung, kopiah hitam dan bakiak.
Hanya diseragamkan dan turut pula masyarakat sekitar,baik tua muda berbaur bersama.
Suasana tampak sangat meriah serasa baru menikmati kemerdekaan sesungguhnya.
Sementara santri wanita bersama ibu-ibu warga sekitar pondok ,juga tidak kalah menarik.
Mereka memeriahkan kemerdekaan dengan berbagai macam lomba diadakan ditempat halaman pondok khusus untuk kalangan perempuan yang tertutup dari kalangan atau pandangan pria.
Pelaksaan peringatan kemerdekaan 17 agustus 1945 di Pesantren yang mashur dengan sebutan ‘pesantren Salaf’ ini sama seperti pada umumnya.
Bedanya, saat pembawa acara memulai star lomba diawali dengan membaca shalawat nabi.
Sedangkan saat peserta lagi berlomba, secara serentak pembawa acara dan penonton memberi suport,
sambil bertepuk tangan di iringi dengan ucapan kalimat
takmit Allahu Akbar,
Allahu Akbar,Allahu Akbar.
Acara Kemerdekaan RI ini dimulai dari pukul 02.00 Wib.
Sedangkan sorenya di meriahkan dengan pemotongan tumpeng raksasa yang dibagikan kepada warga, malamnya dilanjutkan dengan acara istighosah rutinan diselingi ceramah agama.
Habib Sholeh bersama ratusan jamaahnya Majelis Anwarul Muhtar yang sudah satu tahun berdiri, ribuan masyarakat dari berbagai wilayah penjuru madura tampak turut hadir memeriahkan acara tersebut.
Menurut Habib Sholeh, lewat acara ini, dirinya ingin mengajak santri dan warga merasakan kemerdekaan di zaman awal-awal Indonesia baru merdeka, Dia yakin saat itu tidak seformal sekarang.
Habib Sholeh juga ingin mengingatkan bahwa masyarakat madura dan kaum santri, kiai juga banyak yang gugur di medan perang karena ikut berjuang demi Kemerdekaan Indonesia.
“Kami adakan peringatan ini, karena ingin mengenang jasa-jasa para pahlawan, termasuk tokoh kiai dan santri dalam merebut kemerdekaan,” Ujarnya. (Clis)