TUBAN (indoshinju.com)– Maraknya penjual bensin eceran dengan menggunakan system pompa digital akhir-akhir ini nampak semakin menjamur di wilayah Kabupaten Tuban.
Keberadaanya menyebar di hampir setiap desa, namun perlu diingat banyak kalangan yang menilai bahwa system pompa bahan-bakar bensin digital semacam ini ditengarai memiliki resiko yang sangat besar.
Pasalnya, system pompa digital tersebut selalu berhubungan dengan arus listrik yang aliranya menyala setiap saat, sedangkan pada pompa tersebut terdapat tankki bahan bakar yang berkapasitas kurang lebih 200 liter.
Tentu saja hal ini sangat berbahaya jika sewaktu-waktu terjadi short circuit (hubungan arus pendek) atau korsleting listrik yang mengancam sewaktu-waktu.
Seperti halnya yang terjadi pada pompa bahan bakar digital milik Suli di Desa Suciharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban.
Pada hari senin, 06 Maret 2017 sekitar pukul 05.30Wib, SPBU mini milik Suli dikabarkan ludes terbakar.
Menurut saksi mata, warga setempat yang meminta dirahasiakan namanya oleh media ini mengatakan, bahwa kejadian berawal pada saat pemilik Suli melakukan pengisian BBM jenis pertalit di pom mini miliknya.
Pada saat pengisian BBM tangki terisi penuh dan tumpah.
Karena melihat banyaknya BBM yang tertumpah maka Suli seketika mencabut saklar yang berada di dalam pom mini tersebut.
Namun langkahnya mencabut saklar listrik tersebut beakibat fatal.
Diluar dugaanya Sewaktu mengambil saklar tersebut terjadi percikan api dan menyambar bbm yang tumpah tersebut, sehingga seketika membakar SPBU Mini Miliknya hingga ludes.
Setelah 30 menit kebakaran terjadi, akhirnya Unit Pemadam Kebakaran Kabupaten Bojonegoro tiba di tempat dan membantu pemadaman tersebut, hal ini dikarenakan wilayah Kecamtan Parengan Kabupaten Tuban, secara geografis memiliki jarak yang sangat dekat dengan Kota Kabupaten Bojonegoro, yang hanya sekitar kurang lebih 17 sampai dengan 20 Kilo Meter, dibanding dengan jarak ke Kota Kabupaten Tuban sendiri yang berjarak kurang lebih sekitar 50 Kilo Meter.
Akibat kejadian kebakaran tersebut menyebabkan korban mengalami kerugian material sebesar kurang lebih Rp 30.000.000,- (Tigapuluh Juta Rupiah) dan tidak ada korban jiwa. ( adi g)