BOJONEGORO (indoshinju.com) – Peristiwa gantung diri warga RT 02 RW 04 Dusun Nggares, Desa Kendung, Kedungadem, cukup mengejutkan kolega dan kerabatnya mengigat setengah jam sebelumnya korban masih sempat nyeruput secangkir kopi pahit kesukaannya bersama ayah dan temannya.
Peiristiwa itu sendiri terjadi awal pekan lalu, Senin (23/05/2017) sekira pukul 19.10 wib. Tidak jelas latar masalah yang memicu korban nekat mengambil cara instan mengakhiri hidupnya. Sebelumnya, korban tak terlihat bermasalah dengan kepribadian maupun hidupnya selama ini. Korban menjalani hari-harinya biasa saja sebagaimana warga lainnya.
“Setengah jam sebelum kejadian korban masih sempat ngopi di rumahnya. Tidak ada tanda-tanda korban sedang bermasalah,” tutur Miran, ayah korban, disamping Supriyadi yang menemani korban minum secangkir kopi sekitar jam 18.30 wib.
Dia menuturkan, di tengah neyeruput kopi gayeng itu korban berpamitan keluar rumah. Mereka berdua mengira korban sekedar ingin buang air kecil. Namun karena beberapa lama tak juga muncul, Miran dan temannya mencari korban di sekitar rumah.
Tempat pertama yang disasar adalah halaman belakang rumah yang banyak ditumbuhi pohon tegakan. Tapi betapa terkejutnya mereka, sebab orang yang dicari ditemukan dalam posisi menggantung dengan seutas tali di dahan pohon jati belakang rumah.
“Waktu ditemukan kondisinya sudah kritis. Pada saat kami beserta anggota datang ke lokasi kejadian korban sudah diturunkan dan telah meninggal dunia,” terang Kapolsek Kedungadem AKP Subakir.
Dia menjelaskan, berdasar hasil visum et repertum tidak ditemukan indikasi yang mengarah tindak pidana. Korban meninggal dunia murni karena kehabisan nafas. Keluarga pun menerimanya sebagai musibah dan mengikhlaskan kepergian korban.
Sebagai informasi, fenomena gantung diri atau kendat, seolah menjadi cara mengakhiri hidup yang dipilih warga di dusun tepi hutan jati Kecamatan Dander. Belum genap sebulan dua warga setempat gantung diri.
Jufri (36) yang baru saja turun dari masjid usai berjamaah salat Jumat terkaget ketika memasuki rumahnya di RT 34 RW 06 Dusun Plosorejo, Desa Sumberagung, Kecamatan Dander.
Jufri pantas kaget begitu mendapati neneknya, Marni (70), dalam posisi tergantung dengan seutas tali di lehernya di bawah pintu kamar yang dibiarkan terbuka. Peristiwa ini benar-benar tak pernah mampir di kepalanya, mengingat sebelumnya tidak memberikan sinyal akan bunuh diri, baik lewat mimpi maupun bahasa isyarat tutur sebagimana orang yang akan meninggal.
Bagi warga, tewasnya korban dengan cara kendat tersebut sedikit lebih mencekam, karena sebelumnya Mariyo (68) warga RT 07 RW 03 Dusun Dodol, Desa Karangsono, Kecamatan Dander, juga meninggal karena gantung diri, Selasa (18/04/2017) siang.(Jolodong)