Pilkada Tuban 2016 Buah Simalakama Bagi Masyarakat Tuban

TUBAN (indoshinju.com)- Pilkada Tuban tinggal menghitung jari akan segera dilaksanakan, namun bagaimana animo masyarakat Tuban dan pendapat mereka terkait Pesta Rakyat Pilkada Tuban Tahun 2016 ini?.

Gairah masyarakat Tuban menyambut pesta rakyat kali ini mengalami penurunan drastis jika dibandingkan dengan pilkada sebelumnya, bahkan ada yang mengatakan Pilkada Tuban 2016 ini bagaikan buah Simalakama bagi sebagian masyarakat Tuban.

Read More

Salah satunya adalah Yai Anshori, Pengasuh Ponpes Tarbiyatut Thulab, ketika ditemui indoshinju.com (19/11), dikediamanya berada di Desa Sumurcinde, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, dengan lantang Yai Anshori mengungkapkan uneg uneg yang dipendam selama ini.

Menurutnya;”Pilkada Tuban 2016 kali ini telah kehilangan warna demokrasi, saya berani saja ngomong masalah ini, salah satu paslon diuntungkan oleh konstitusi, bisa dibilang dapat suara berapapun dia pasti menang, mereka menggenggam semua unsur, sementara itu disisi lain paslon independen yang menjadi rival dalam pilkada kali ini, menurut pendapat saya mereka tidak memiliki bekal berpolitik dan dukungan massa yang kuat.”

Imbuhnya; “Sebagian Masyarakat Tuban sudah frustasi dan berniat ingin menjadikan paslon independen untuk memimpin Tuban pada periode mendatang, tapi jika hal ini terjadi, sungguh saya merasa pesimis akan nasib Tuban kedepan, sebab saya berpandangan kemampuan politik mereka sangatlah minim, bahkan sama sekali tidak punya keberanian untuk menang.
Boleh dikata mereka adalah calon boneka yang sengaja dibuat untuk memenuhi ketentuan konstitusi, bagaimana tidak ?.  saya sangat mengetahui bahwa bapaknya calon independen ini adalah orang setianya paslon incumbent, sungguh ini sebuah kecelakaan politik dan seakan masyarakat Tuban di dalam pilkada 2016 ini disuguhkan Buah Simalakama, yakni sebuah pilihan yang sulit dan jka dipilih salah satunya sama sama tidak menguntungkan”.

Selain itu Yai Anshori juga mengungkapakan kekecewaanya kepada paslon incumbent yang sekama ini memimpin Tuban pada periode sebelumnya, menurutnya;
“Sebenarnya kepemimpinan Fathul Huda itu sudah lumayan bagus, namun karena kurangnya koordinasi dan dengan orang orangnya yang berada di bawah (akar rumput), sehingga membuat MWC-MWC NU di Tuban tidak lagi menaruh rasa simpati, salah satu contoh sebabnya adalah ,ketika mereka melaksanakan agenda Turba, mereka justru tidak pernah menyentuh kami kami ini (MWC red), justru hanya Camat-camat dan Lurah-lurah, sayapun bertanya didalam hati, sejauh mana loyalitas mereka, jika saja semua dipengang dengan sistem dan di koordinir dengan benar, pasti tidak ada yang akan saling menjatuhkan, terlebih lagi saya sanagat menyesalkan ungkapan-ungkapan Noor Nahar Husein yang saya nilai justru menimbulkan polemik dikalangan sendiri, bicaranya seakan seperti Tuhan saja, merasa dirinya paling benar dan dia merasa sudah menang sebelum bertarung”.

Selanjutnya Pengasuh Ponpes Tarbiyatut Thullab inipun menambahkan pandanganya terkait Paslon independen menurutnya; “Paslon independen ini jika nanti menang, menurut Saya belum mampu mengemban Tugas memimpin Tuban, padahal hal itu sangat diharapkan oleh hampir 60% masyarakat Tuban menurut estimasi saya.
Kenapa demikian ?… Saya tahu betul kapabilitas mereka” imbuh Yai Abshori.

selain itu dia juga mengatakan bahwa dirinya mundur dari perhelatan ini, ketika indoshinju.com menanyakan sikap politiknya, apakah lebih memilih Golput, Yai Anshori hanya menjawab “Wallahu a’lam”.  (isc)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *