MAKASSAR (indoshinju.com) – Buku yang ditulis oleh Saifuddin Almughniy merupakan buku yang mencoba melihat atau menyoroti kegenitan perilaku politik dari lembaga-lembaga pemegang mandat rakyat.
Apa yang mereka lakoni dalam bentuk kegaduhan politik tak jarang mengecewakan hati rakyat.
Atas realitas politik tersebut sehingga saifuddin menulis dan menerbitkan buku ini sekaligus membedahnya dengan berbagai kalangan baik dari akademisi, politisi dan pengamat politik. Kamis (5/11/2016).
Serangkaian tulisan dalam buku ini, terasa menyatu dalam menggugat entitas perilaku politik gaduh di Indonesia.
Suatu pencerahan bagi kaum muda untuk lebih memahami nurani rakyat selaku pemberi mandat. Buku yang berjudul “Politik Tanpa Identitas” adalah buku yang ke 12 dari buku-buku karyanya yang begitu hebat dan populer.
Saifuddin mengatakan bahwa “buku ini adalah buku biasa yang ditulis oleh orang biasa untuk orang luar biasa”
Pujian dan masukan pun hadir dari berbagai kalangan baik dari Akademisi maupun dari politisi sebagaimana dikatakan oleh Prof. Dr. Amran Razak (Guru Besar UNHAS), buku yang disusun oleh Saifuddin ini merupakan ” karya yang begitu luar biasa”, juga didalamnya terdapat isu-isu yang sangat aktual. Ungkapnya.
Dalam bukunya Saifuddin melihat realitas sekarang bahwa banyaknya para politisi yang melakukan politik tanpa identitas, dalam artian bahwa pelaku politik tersebut justru mementingkan kepentingan atau memperkaya diri.
Sebagai seorang politisi harus berbicara kepentingan Negara dan Rakyat.
Arqam Azikin (Pengamat Politik) menilai bahwa saifuddin memberikan pesan jangan berpolitik tanpa identitas, karena politik harus berbicara untuk kepentingan negara dan rakyat.
Ketika politik tidak mementingkan rakyat dan negara, itu politik busuk. Ungkapnya.
Buku ini hadir atas keresahan-keresahan atas realitas sosial dan politik hari ini, juga buku ini sebagai semangat atau spirit untuk mahasiswa dan para politisi yang ingin melakukan perubahan untuk kemaslahatan umat Bangsa dan Negara. (Yudhy)