Kematian Korban Tenggelam Di Glagah Sari Dinggap Erat Dengan Mistis Oleh Warga

TUBAN (indoshinju.com) – Kematian warga Jombang di Sungai Bengawan Solo yang berada di wilayah Desa Glagah Sari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban Jawa Timur menuai banyak pendapat kontroversial dari warga terdekat daerah tersebut.

Warga Jombang atas nama Supar yang dikabarkan tenggelam pada tanggal (09/01/17) tersebut baru diketemukan pada tanggal (11/01/17), artinya setelah dua hari dua malam dalam pencarian.

Dan anehnya, pada saat diketemukan mayat korban tenggelam tersebut mengambang tidak jauh dari tempat ia menyelam sebelumnya.

Lalu kemana mayat itu bersembunyi selama dua hari, fenomenal.

Dari seorang warga, wartawan media ini mendapatkan keterangan meski hanya dengan komunikasi via massangers.

Dalam percakapan tersebut warga terdekat itu menceritakan bahwa dirinya telah mendengar berita itu santer sejak kemarin (selasa-red).

“Nek bab penambang pasir pndatang.. dia baru sehari kerja di sini.. sejak kemaren wis santer brita kui di kanor aq wes krungu dari tukang tambang”. terang warga tersebut via massangers miliknya.

Diapun menambahkan bahwasanya, korban tenggelam tersebut belum sempat nyongkro (jawa-red)/ambil pasir, baru menyelam membersihkan dasar Sungai banyak akar-akar, dan pada saat membersihkan akar itu tidak muncul kembali.

Menurutnya informasi tersebut diperoleh dari tukang tambang (penyeberangan) di Kanor

“Tukang tambangan semambung aq krungu critone”. Pungkas warga tersebut.

Sementara itu padangan dari sisi supranatural oleh praktisi spiritual terdekat daerah tersebut mengatakan bahwa kematian Supar sangat erat dengan mahluk gho’ib di wilayah Bengawan tersebut.

Lanang Praptono spiritualitas asal Desa Mentoro, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban ini mengatakan bahwa menurut penerawanganya secara gho’ib terdapat bekas cengkeraman pada kaki kiri korban, yang dapat diartikan bahwa diduga korban ditarik oleh mahkluk halus penunggu wilayah tersebut.

Lalu apakah penyebab hingga mahluk halus daerah tersebut menarik kaki korban ?

Lanang Praptono menjelaskan bahwasanya banyak hal yang menjadi penyebab bisa jadi diduga karena badan korban pada saat itu dalam kondisi yang kurang bersih (berhadas) namun sudah bekerja, dan bisa jadi juga diduga karena korban dianggap tidak sopan oleh penunggu wilayah Bengawan Solo di area tersebut. (Adi G/isc)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *