BOJONEGORO (indoshinju.com) – Serangan hama wereng yang menjadi Monster mengerikan bagi petani pada beberapa desa diwilayah kecamatan Kapas juga terjadi di daerah lain.
Namun apa yang terjadi dibeberapa desa sekitar Mojodeso dan desa-desa lainya di wilayah Kecamatan Kapas seperti yang telah diberitakan indoshinju.com beberapa waktu lalu berbanding terbalik dengan kondisi di Desa Banjaran Kecamatan Baureno Bojonegoro.
Jika sekitar Desa Mojodeso dan beberapa desa lainya di Kecamatan Kapas, hama wereng berhasil memporak porandakan tanaman padi dan hampir 70% tanaman padi milik petani diwilyah ini ludes, situasi yang berbanding terbalik terjadi di Desa Banjaran Kecamatan Baureno, di desa ini sekitar 281 Hektar tanaman padi milik petani berhasil diselamatkan dari serangan hama wereng.
Hal tersebut tidak lepas dari kesigapan Kepala Desa Banjaran yang tanggap terhadap situasi yang terjadi pada petani di desanya.
Kepada indoshinju.com (13/02/17) Kades Subchan mengatakan, serangan hama wereng itu juga melanda desa ini namun semua dapat teratasi dengan baik berkat kesigapan kita semua, hama wereng berhasil ditumpas dengan penyemprotan serempak pada sekitar 20 dan 21 Januari lalu.
“Pada waktu itu saya menerima laporan dari kelompok tani bahwa tanaman padi mereka diserang hama wereng, lalu saya segera melaporkan hal tersebut kepada pihak Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, dan Alhamdulillah kami dibantu obat-obatan untuk mengatasi hama wereng tersebut”.Ungkap Subchan.
Ia juga mengatakan bahwa setelah bantuan obat-obatan itu diterima, segera masyarakat melakukan penyemprotan serempak selama 2(dua) hari, turut serta pula dalam kegiatan tersebut, petugas PPL Dinas Pertanian dan Babinsa dari Komandan Rayon Militer di Desa Banjaran pada saat pengoplosan obat pembasmi hama Wereng.
“Alhamdulillah mas, hama wereng berhasil ditumpas dan petani di Banjaran dapat menikmati hasil panen, diperkirakan sekitar 2(dua) Minggu lagi warga petani Banjaran akan panen secara menyeluruh”. Imbuh Subchan.
Kesigapan aparatur desa dalam menyikapi keluhan dan persoalan di dalam masyarakat menjadi faktor penentu bagi kelangsungan kehidupan masyarakat agar tercipta harmonisasi yang tinggi dan hal ini yang membuat hubungan antara pemimpin dan masyarakat semakin terjalin erat,” Sayuk rukun gotong royong” (Jawa Red), sebagai wujud pribadi dan budaya masyarakat Jawa yang adiluhung. (Adi G)