SURABAYA (indoshinju.com) – Sirkus lumba lumba keliling di Indonesia adalah yang terakhir didunia, sebenarnya IUCN sudah melarang sirkus menggunakan satwa sejak tahun 2001.
Amank dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN)
Mengatahkan,
“Negara lain sudah melarang hal ini, tapi pemerintah kita malah bangga dengang praktik ini dan mendukung terus kelangsungannya dan mempermudah perijinannya,
sebabnya dibalik sirkus pasti ada abuse dan tidak sesuai dengan prinsip animal walfare yang mencakup 5 pokok, dimana satwa harus bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa sakit, bebas dari tekanan dan stress, dan satwa bisa berekpresi alami sesuai di habitat aslinya”.
Amank mengatakan secara panjang lebar penjelasannya,
” Lumba ditangkap dari alam yang merupakan habitat aslinya
dipindahkan ke kolam kecil berisi air tawar yang diasinkan dan biasanya menggunakan klorine
kolam yang kecil membuat lumba stress, sonar yang bisa mencapai puluhan mil memantul didinding kolam dan bisa memicu lumba makin stress
suara bising musik selama pertunjukan berlangsung jg sangat berpengaruh pada tingkat stress lumba
Biasanya lumba dilatih dengan menggunakan metode lapar, jika lumba lumba tidak menuruti perintah maka dia tidak dikasih makanan
Di laut lumba makan ikan laut segar, di sirkus mereka makan ikan mati yang belum tentu ikan laut.
Dalam 1 hari lumba lumba bisa berenang mencapai ratusan mil, di sirkus dia hanya berputar putar saja.
Sirkus berpindah dari satu kota ke kota lain, lumba diangkut dengan box pres body, dikekang dengan tali karet yang dilapisi handuk basah
tubuhnya dioles krim atau mentega dan sesekali disemprot air untuk menjaga kelembaban kulitnya sebelum dinaikkan truck dengan suara bising untuk pindah kota
Di kota yang baru lumba mengalami hal yang sama berulang ulang dipaksa jadi badut hingga 5 kali tampil dalam sehari
Mereka harus melakukan perintah pawang demi sepotong ikan
Sirkus keliling bisa mencapai kota manapun, sekarang mereka ada di Tulungagung dan Banjarmasin
Eksploitasi satwa berkedok edukasi seperti sirkus lumba lumba harus dihentikan
adik-adik tidak akan dapat mempelajari apapun selama melihat sirkus, satu-satunya yang mereka dapat pelajari adalah perlakuan semena mena terhadap satwa
kalau mau belajar tentang lumba lumba ya lihat langsung dihabitatnya, melalui video atau buku2 yang ada
Gerakan di sirkus itu bukanlah sebuah atraksi, pada perilaku alaminya gerakan-gerakan itu adalah simbol atau bentuk komunikasi lumba dengan kelompoknya
dihabitatnya gak ada lumba joget dangdut atau berhitung.”
Untuk Kota Surabaya tercinta Amank mengatahkan harapannya
” Harapan khususnya Pemkot Surabaya tidak memberikan izin pertunjukan dan keramaian pada perusahaan sirkus keliling yang akan tampil di Surabaya, hal ini bisa menjadi langkah awal Surabaya bebas dari aksi kekejaman pada satwa.
Yang sudah dan akan terus kami lakukan adalah memberikan informasi yang benar tentang apa yang terjadi dibalik sirkus
mendorong masyarakat dan pemerintah untuk terus menjaga kelestarian habitat, melakukan edukasi dengan turun langsung ke sekolah-sekolah dan mendorong pemerintah untuk mau dan berani menghentikan praktik kekejaman terhadap satwa
Harapan kami semoga sirkus lumba bisa dilarang di Indonesia, karena dengan begitu praktik penangkapan lumba di alam untuk disiksa disirkus juga bisa berhenti. Bagaimanapun juga lumba2 lebih indah di habitatnya dari pada di kolam, mereka bisa lestari di alam.”
Dengan kemajuan pesat teknologi sekarang kita bisa belajar dan mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat tentang lumba lumba dengan mudah melalui internet, buku, film-film dokumenter, program Tv berbasis satwa/lingkungan ditunjang dengan visual yang bagus dan kemasan yang menarik.
JAAN juga bekerja sama dengan berbagai pihak terkait dengan memberikan edukasi, dan pelatihan penanganan mamalia laut terdampar serta mendirikan pusat rehabilitasi lumba lumba di karimun jawa.
Salam Sehat dan Bahagia untuk Keluarga Lumba Lumba yang ada di seluruh dunia. (Ais)