Reporter: Apif FS / Iyan
(indoshinju.com) KUNINGAN – Menurut informasi,Lilis selaku bendahara Bos di SDN 3 Ciherang Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan mengatakan adanya bantuan Bansos untuk SDN 3 Ciherang berbentuk barang yaitu Laptop dengan merk HP sebanyak 4 unit namun cuma dikasih 3 unit Laptop.
Disisi Lain adanya Dana kebersamaan senilai Rp 5000.000 ( Lima juta ) Rupiah di ambil dari anggaran BOS yang disetorkan kepihak Ketua KKKS Kecamatan Kadugede, Di setorkannya secara bertahap yang pertama dan kedua disetorkan melalui Kepala Sekolah yang sekarang sudah pensiun dan terakhir langsung berhadapan di setorkan ke ketua KKKS Kecamatan Kadugede.
Kepala sekolah SDN 3 Ciherang Danan Suhanan yang sudah pensiun bulan November kemarin mengatakan 1 unit Leptop ada dirumah saya dan akan di kembalikan, mengenai adanya dana kebersamaan itu tidak ada.
Untuk lebih lanjut nanti tanggal 14 kita ngobrol lagi di SDN 1 Bayuning . Ungkapnya pada media ini 13/12
Ke esokan harinya pertemuan di SDN 1 Bayuning berlanjut dengan di hadiri oleh beberapa kepala sekolah yang menerima bantuan Bansos tersebut serta dihadiri juga oleh Ketua KKKS serta Ketua PGRI Kecamatan Kecamatan Kadugede.
Didi selaku Ketua PGRI Kec Kadugede juga Ruslan selaku Ketua KKKS dalam pertemuan tersebut menyampaikan “bahwa tidak ada namanya dana kebersamaan di wilayah kami”
Fajar salah satu Aktifis pemerhati dunia Pendidikan berkomentar sudah ada kejelasan dari narasumber secara transparan adanya aliran dana kebersamaan sebesar Rp 5000.000 ( Lima juta rupiah ) untuk pihak KKKS yang diambil dari anggaran BOS.
Dan Leptop kenapa harus ada di rumah mantan Kepala Sekolah SDN 3 Ciherang kalau itu bukan miliknya Laptop harus dikembalikan, atau kah memang Kepala sekolah tidak mampu untuk membeli Laptop.
Diduga itu jelas adanya Pungli yang dilakukan secara Konspirasi di Kec Kadugede, kenapa mantan Kepala sekolah SDN 3 Ciherang harus mengumpulkan dan melibatkan beberapa kepala sekolah, ketua KKKS dan Ketua PGRI seolah olah Kebakaran jenggot atau meminta dukungan agar dugaan penyalah guna anggaran BOS tidak terungkap.
Yang jadi pertanyaan kenapa mantan Kepala sekolah SDN 3 Ciherang ketika dikonfirmasi pihak media mengenai adanya dana kebersaman langsung menyarankan untuk menemui KKKS.
Dan mengapa seluruh Kepala sekolah yang menerima bantuan dari Bansos yang ikut hadir dalam pertemuan ikut menjelaskan seolah olah kebakaran jenggot.
Saya berharap aparat Hukum dan instansi terkait bisa membenahi atau menindaklanjuti adanya dugaan pungli tersebut dan wajib di angkat ke rana Hukum atau segera laporkan ke SABER PUNGLI.