Bupati Raja Ampat Papua Barat Diduga Mengorbankan Putra Aktivis Anti Korupsi Joris Omkarsba

RAJA AMPAT (indoshinju.com)

ADA APA …Bupati Raja ampat Papua Barat ..SAMPAI MENGORBANKAN ..anak  Joris Omkarsba aktivis ANTI korupsi…..??”

Duta Forum Anak Indonesia Papua Barat Ditolak Bupati Raja Ampat Dalam Program Affirmative Pelajar Papua

Salomo : Saya Masih Pelajar SMP Dan Jadi Korban Tapi Saya Berdoa Bupati Faris Umlati Diberi Hikmat Memimpin

Cari anak yang lain asal jangan anaknya Joris Omkarsba, kata Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati SE. memberi perintah kepada Th. staf Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat yang bertugas mengurus program affirmative siswa Papua berprestasi yang hendak dikirim luar Papua.

Salomo Omkarsba, Duta Forum Anak Nasional Papua Barat Tahun 2016 utusan kabupaten Raja Ampat di Lombok terpaksa harus menerima kenyataan pahit, Bupati Raja Ampat menolak namanya masuk dalam daftar siswa yang ikut mengenyam pendidikan ke luar Papua setara SMU dalam program affirmative pemerintah pusat.

Sebagai putra asli Raja Ampat berprestasi, Salomo yang resmi diusulkan oleh SMP Negeri Waisai namanya telah diusulkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat dan menurut keterangan pejabat dinas pendidikan di propinsi Papua Barat yang enggan disebutkan namanya mengatakan’

 Bahwa nama Salomo dan peserta affirmative Papua Barat lainnya telah di SK kan oleh Mendagri sebelum liburan lebaran dan siap diberangkatkan namun nama Salomo ditolak oleh Bupati Raja Ampat, Senin, 03 July 2017 sore hari.

Diminta surat dimana Bupati mencoret nama Salomo, Th. Mengatakan Bupati hanya memerintahkan secara lisan untuk mencoret nama Salomo dan digantikan dengan siswa lain “ coret nama anak itu dan ganti dengan anak lain asal jangan anaknya Joris Omkarsba,”

Demikian perintah Bupati yang disampaikan Saat memberi tahukan ibu dari calon siswa Affirmative Batseba di kediaman mereka di rumah social gereja Waisai, pihak Dinas Pendidikan pun sudah menyiapkan nama pengganti.

Menurut sumber di Dinas Pendidikan Propinsi Papua Barat, nama yang telah di SK kan oleh Mendagri tidak bisa dicoret oleh Gubernur sekalipun apalagi Bupati dengan alasan yang tidak jelas, apalagi siswa yang bersangkutan tidak bermasalah.

Salomo yang pernah mengikuti Forum Anak Nasional dan menjadi duta Forum Anak Daerah hanya bisa menerima kenyataan ini dan berencana akan menanyakan langsung ke –

Gubernur Papua Barat, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Komnas Perlindungan Anak Indonesia dan Kak Seto.

 karena menurutnya, dalam forum nasional di Lombok, mereka diberikan materi Negara wajib melindungi dan menumbuh kembangkan anak.

Namun faktanya, walaupun saya masih SMP saya menjadi korban dari tindakan semena-mena Negara terhadap saya yang seharusnya mendapat perlindungan Negara.

Saya tahu orang tua saya bersebrangan politik dengan Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati tapi saya ini anak-anak yang sedang tumbuh yang seharusnya dilindungi Bupati tetapi justru sebaliknya, “ujar Salomo pasrah”.

Walaupun begitu saya tidak pesimis karena saya tahu resiko dari perjuangan ayah saya membela kebenaran apalagi melawan tindakan korupsi di Raja Ampat sehingga saya menjadi korban.

Walaupun menjadi korban, saya bangga memiliki ayah yang pemberani dalam membela kebenaran dan keadilan di negeri saya terutama melawan kejahatan korupsi.

Saya sudah sering melihat polisi datang untuk membawa surat panggilan walau ayah saya tidak berada di Waisai bahkan pada hari suci umat Kristen sekalipun, sehingga saya tahu dan sadar resiko apa yang akan dialami ayah saya, bahkan diri saya karena sudah diajarkan ayah saya, dan hari ini saya mengalaminya dicoret oleh Bupati Raja Ampat, jadi saya tidak kaget, walaupun saya sedikit kecewa.

Saya berdoa semoga Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati SE. diberi hikmat oleh Tuhan untuk memimpin Raja Ampat tanpa perbedaan sesuai slogannya dan membawa masyarakat Raja Ampat menjadi lebih baik.

Apalagi salah satu program unggulannya Raja Ampat Pintar.

Salomo bercita-cita menjadi perwira militer dan ingin mengenyam pendidikan di luar Papua agar mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan agar setamat SMU dapat melanjutkan ke Akademi Militer untuk menggapai impiannya menjadi perwira mariner yang akan kembali menjaga tanah leluluhurnya Raja Ampat.

Program Affirmative Pendidikan yang merupakan produk Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat di era pemerintahan Presiden SBY untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia Papua di bidang pendidikan pada jenjang Pelajar dan Strata Satu, termasuk Afirmative di bidang usaha yang melahirkan Kamar Adat Papua ( jo )

Bapak dari seorang putra Daerah ini sangat menyangkan ”keputusan sepihak dan di duga adanya sentimen kinerja, Bupati dengan dirinya, sehingga terjadi pembunuhan karakter sekarang di alami oleh putranya, dan sangat sangat berharap Bahwa publikasi ini menjadi bagian dari aduan masyarakat yang terdzolimin,”

( Ket.Foto : Salomo bersama kak  Seto saat Forum Anak Nasional di Lombok tahun 2016 ).(team/REDAKSI)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *