MAKASSAR (indoshinju.com).
“Jika Presiden Soekarno mengatakan, berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia, maka kalo saya, berikan 5230 mahasiswa UNM maka akan saya guncang dunia!”.
Kalimat tersebut adalah penutup materi kuliah umum Pangdam Wirabuana kepada mahasiswa baru UNM yang disambut dan ditanggapi gegap gempita aplaus dari sekitar 5730 hadirin yang terdiri dari 5230 M aba dan 500 staf pengajar civitas akademika UNM di gedung Phinisi Makassar. (27/08/2016)
Dalam materinya, Pangdam menjelaskan tentang pentingnya wawasan kebangsaan berbasis karakter dan integritas dalam upaya bela negara guna menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.
Kondisi global saat ini sedang menghadapi masalah besar yakni tingginya populasi penduduk dunia (mencapai hampir 7 milyar) dan ketersediaan sumber energi yang terbatas.
Kondisi tersebut menyeret Indonesia kedalam posisi pihak yang terlibat “proxy war” yang mana Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki sumber energi terbesar di dunia dengan kekayaan sumber daya alamnya baik yang ada di daratan maupun lautan.
Indonesia menjadi daya tarik negara negara di dunia, khususnya negara super power yang memiliki ambisi menguasai dunia ini.
Proxy war merupakan perang masa kini yang dilakukan oleh suatu pihak dengan melibatkan pihak lain (ketiga) untuk berperang melawan pihak lain yang dituju dengan menggunakan strategi segala aspek kehidupan (IPOLEKSOSBUD) dengan indikasi tanpa senjata, tidak nyata tapi ada dan memiliki dampak yang sangat dahsyat.
Subjek yang menjadi sasaran utama proxy war tentu saja generasi muda bangsa, salah satu bagiannya antara lain mahasiswa.
Mahasiswa sebagai generasi muda intelek suatu bangsa tidak akan memiliki karakter dan integritas yang berakibat pada lunturnya wawasan kebangsaan sehingga melemahkan eksistensi dalam upaya bela negara apabila menjadi korban proxy war.
Menurut Mayjen Agus S.B. selaku Pangdam Wirabuana, mahasiswa sebagai subjek kebanggaan bangsa dan negara, kebanggaan keluarga dan masyarakat.
Mahasiswa harus selalu ingat tugas pokoknya untuk belajar demi meraih cita cita guna mewujudkan kejayaan NKRI tercinta.
Mahasiswa harus memiliki wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran cara berpikir dalam memandang bangsa Indonesia yang mengedepankan toleransi, saling menghormati, musyawarah maupun kegotong royongan.
Semangat dan paham kebangsaan dalam bersikap dan bertindak yang terbaik dan berguna untuk bangsa dan negara.
Tak lupa, Mayjen Agus S.B. menyerukan kepada para maba UNM untuk selalu belajar, menyelesaikan kuliah dengan baik, berpikir positif, sebagai agent of social control, berjiwa kompetitif, mencintai kearifan lokal, tidak terpengaruh budaya asing yang negatif, menjauhi sikap hedonisme dan matrealisme serta berhati hati terhadap serangan proxy war.
Acara yang dihadiri oleh Kepala Badan Diklat Kemensos RI, Dr. Abdul Hayat, MSi., Rektor UNM Prof. DR. H. Husain Syam, MPd. beserta para Pembantu Rektor dan para Dekan lingkungan UNM, Staf Ahli Pangdam VII bidang Sishaneg, Kolonel Kav Susanto, Aster Kasdam VII/Wrb Kolonel Inf J. Lumban Toruan, Kapendam Wirabuana serta Dandim 1408/BS disambut dengan sangat antusias oleh para peserta kuliah umum dan diawali dengan pemberian apresiasi khusus kepada para mahasiswa baru UNM yang memiliki prestasi tingkat nasional maupun internasional diberbagai event oleh Pangdam Wirabuana dan Rektor UNM. (odin)