BOJONEGORO (indoshinju.com) – Go Fun, arena wisata anak yang memiliki konsep modern selayaknya wahana wisata anak-anak di daerah lain di Jawatimur, seseperti WBL, BNS, Jatim Park, dan tempat-tempat lainya.
Mungkin adalah sebuah angin segar bagi warga Bojonegoro yang ingin memanjakan putra-putrinya di hari libur sekolah, karena tempat yang dekat, di dalam kota Bojonegoro, tidak perlu lagi jauh-jauh ke Lamongan, Malang dan daerah lainya.
Namun dibalik semua hal diatas, berjuata tanya menyeruak dan menjadi perbincangan hangat disebagian kalangan masyarakat Bojonegoro.
Di sebuah warung kopi yang berada di sekitar kecamatan kapas, beberapa warga Bojonegoro berbincang dengan obrolan menarik
“Ada apa, ada siapa dibalik Go Fun ?”
Salah satu warga berucap sembari menikmati secangkir kopi.
Mungkin kalimat diatas adalah salah satu wakil dari berjuta kalimat yang saat ini menjadi trading topik, sedang hangat-hangat kuku di kota minyak ini.
Saling menyambung antara pro dan kontra, salah satu diantaranya menguatkan argumen, katanya;
“Go Fun, mampu merubah tata kota Bojonegoro dengan sekejap mata, membongkar fasilitas Negara yang dibangun untuk dan dengan Uang Rakyat, tanpa persetujuan Wakil Rakyat.
Lancar-lancar saja tanpa kendala, ada apa sesungguhnya, ada siapa dibelakangnya ?” Ucap warga tersebut.
Semakin seru ketika menyimak obrolan tersebut, beberapa kejadian awal proyek pembangunan Go Fun.
“Kabar burung yang berhembus kala itu menyebutkan bahwa, ijin proyek Go Fun turun dari langit ke bumi, bukanya mahluk dari bumi yang membuat proposal lalu diajuakan kelangit, entahlah kebenaranya Namun semua adalah diduga,
Diduga raja lagit terlebih dahulu membubuhkan tanda tangan, sehingga, para utusan dibumi tak kuasa menolak”, Kelakar salah satu dari mereka. (bahasa disamarkan dengan perumpamaan).
Menyimak dari obrolan warung kopi diatas, setidaknya, di duga telah 2(dua) prosedur dan aturan yang mungkin terlewatkan.
Semakin menghangat obrolan tersebut, dliuar dugaan melebar ke program Pavingisasi, ucap mereka;
“Apakah warga Bojonegoro masih ingat dengan perusahaan-perusahaan paving yang beberapa tahun yang lalu tumbuh bagai jamur di Bojonegoro.
Saat ini telah bermetamorfosis menjadi Pabrik Makanan.
Masih berlakukah perdanya ?”, Imbuh mereka.
“Usut punya usut, kabarnya pemilik perusahaan tersebut adalah Mr Hd, nama yang konon katanya sama dengan pemilik Go Fun, Mr Hd pula namanya, apakah itu benar ?”, Salahsatu dari mereka bertanya dengan nada memastikan.
Yang lainpun menjawab;
“Bak sebuah transformasi dari gurita bisnis besar Mr Hd yang menguasai Bojonegoro.
Go Fun usaha hiburan yang bersifat Come and Enjoy, jadi tidak membutuhkan perda untuk membuatnya laku, meski sang raja lengser keprabon, tidak masalah, Go Go saja”. Ucap lain menjawab
Seakan sebuah transformasi yang sempurna dengan dukungan fasilitas langit.
Lalu bagaimana Wakil Rakyat Bojonegoro, menyikapi hal ini ?
Syukur Priyanto Wakil Ketua DPRD Bojonegoro mengatakan;
“Kalau itu memang manfaatnya dianggap lebih kecil daripada mudhortnya ya tidak patut, tetapi kalau memang azas manfaatnya lebih besar bagi masyarakat ya saya fikir tidak ada persoalan”. Kata Syukur.
Iapun menambahkan, bahwa sebagai seorang pemimpin, atau para pemegang polecy ini juga harus berfikir obyektif, tidak perlu berfikir subyektif, kira-kira manfaatnya itu lebih besar atau tidak, menyenangkan masyarakat atau tidak, itu juga harus difikirkan, ataukah hanya lebih menguntungkan pihak Go Fun saja, ini juga harus difikirkan secara obyektif tidak hanya berfikir secara subyektif. *bersambung* (Ag/isc)