Tuban, nemang dikenal dengan kota wali, tidak diragukan lagi diwilayah Kabupaten ini terdapat banyak sekali makam para wali yang sudah termashur namanya seantero nusantara dlm meyebarkan agama islam, menurut sejarah kanjeng sunan kalijaga berasal dari Tuban yang merupakan putra dari adipati Tuban Wilatikta, makam Sunan Bonang, makam syekh Asmorokondi juga berada di Tuban, dan masih banyak lagi makam wali wali yang terkenal dan tidak dikenal, bahkan konon diwilayah Tuban terdapat ratusan makam wali yang sudah maupun belum diketemukan.
Cungkup mbah Nanggul adalah salah satunya, makam ini memiliki keajaiban yang luar biasa dan bahkan mungkin tidak ada pada pemakaman wali wali yang lain, letaknya diatas bukit gunung ngampel, begitulah warga sekitar menyebutnya, tepatnya pemakaman ini berada di Dukuh Dringu Desa Jegulo Kecamatan Soko Kabupaten Tuban, berada jauh sekitar 45km ke arah selatan dari kota Tuban.
Dilihat dari kejauhan yang nampak pepohonan rimbun yang berumur ratusan tahun diatas bukit, semakin mendekat nampak pintu regol sebagai gerbang masuk cungkup ini, dengan menapaki puluhan anak tangga jalan masuk mendaki keatas bukit kecil, sampai di area dalam cungkup terdapat tiga makam, makam mbah Nanggul sendiri, makam istri beliau dan makam seekor macan putih hewan peliharaan beliau semasa hidupnya.
Menurut Ahmad Saerozy, juru kunci makam ini, setiap harinya tidak pernah kosong tanpa peziarah, bahkan kadang peziarah datang ditengah malam membangunkan tidurnya, dan tetap saja diantar ke makam, ritual yang dilakukan peziarah tidaklah neko neko, terang Ahmad Saerozy, peziarah cukup bertawsul membaca tahlil lalu berdoa kepada ALLAH memohon apa yang diinginkanya, kemudian peziarah diajak turun kebawah menuju sendang Teleng yang berjarak sekitar 100meter dari cungkup, sendang ini peninggalan mbah nanggul, disinilah peziarah mengambil air bertuah untuk digunakan seprlunya oleh peziarah sesuai kehendaknya.
MBAH NANGGUL ADALAH NAMA PANGGILAN, BUKAN NAMA SEBENARNYA
Nama Nanggul adalah julukan karena keberhasilan beliau menanggulangi berbagai peperangan pada masa itu, Ahmad Saerozy menceritakan kisah beliau: “Mbah Nanggul itu seorang pangeran dari kerajaan Pajang, Nama yang sebenarnya adalah Pangeran Pringgoloyo dan bergelar adipati, beliau hidup antara tahun 1500 sampai tahun 1600 masehi, beliau sampai di tempat ini adalah karena menjalankan tugas meredam peperangan yang terjadi disini lantaran Adipati Tuban Aryo Dalem pada masa itu berniat memberontak, karena menganggap kesultanan pajang sangat kejam kepada rakyat, selain itu beliau hidup dimasa peperangan dengan Majapahit, dan hidup sampai zaman penjajahan Belanda.
Pangeran prringgoloyo adalah putra dari pangeran benowo dengan beberapa saudara antara lain: pangeran pringgodani, pangeran pringgo kusumo, pangeran, pangeran purboyo, Nyai ratu ayu dan pangeran bagus kertoyudho.
AIR AJAIB SENDANG TELENG DIPERCAYAI BERTUAH DAN TIDAK BERLUMUT MESKI DISIMPAN DI DALAM BOTOL HINGGA PULUHAN TAHUN, TUAHNYA DIYAKINI BISA MENGOBATI BERBAGAI MACAM PENYAKIT
Dibawah bukit pemakaman Mbah Nanggul ini terdapat sebuah sendang yang bernama sendang Teleng, jaraknya sekitar 100meter dari area cungkup Mbah Nanggul, sendang ini merupakan peninggalan Mbah Nanggul dan airnya bertuah atau mempunyai karomah, keajaiban air sendang ini mungkin tidak akan ditemukan di pemakaman wali wali ditempat lain, bahkan mungkin tidak ada dibelahan bumi manapun, air sendang ini tuahnya atau karomahnya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, penyakit tampak maupun tak nampak secara medis, dalam hal ini penyakit yang berasal dari gangguan makhluk halus, bahkan penyakit akibat dari teluh atau santet, banyak peziarah yang sudah membuktikanya, kata Ahmad Saerozy menerangkan keajaiban air sendang ini, selain itu keajaiban air sendang ini adalah jika disimpan didalam botol hingga puluhan tahun, air sendang ini tidak berlumut dan tetap bersih.
Namun segala bentuk keajaiban di yang ada di bumi ini adalah bukti kebesaran dan kekuasaan ALLAH swt semata, maka pujilah kebesaran asma ALLAH swt, dengan segala keajaibanya yang ada dilangit dan dibumi. (adi)